Sekitar tahun 2010 lalu aku sempat tinggal bersama papaku di
semi-apartment (kondominium) di daerah Jakarta Pusat. Aku cuma tinggal
sekitar 2 bulan di situ.
Jadi ceritanya begini, waktu itu teman papaku datang, sebut aja Pak
Y. Pak Y datang bersama temannya, sebut aja Pak X. Tidak berapa lama Pak
Y pamit sebentar, mau antar Pak X ke kamar yang ada di lantai 3, entah
katanya mau ketemu relasinya. Aku sempat melihat mereka berdua keluar
ruangan.
Satu menit kemudian aku naik lift. Lift terbuka di lantai 3. Aku kaget setengah mati. Aku melihat Pak X persis di depan lift. Pak X yang sebelumnya aku lihat di depan pintu, tiba-tiba ada di lift lantai 3.
Tanteku bertanya ke dia, “Udah selesai ketemunya?”
Dia menjawab, “Iya udah, sekarang mau ke lantai 1.”
Aku penasaran ke tanteku yang katanya bisa ‘melihat’ dan paham hal kayak gitu. Aku beranikan diri untuk bertanya, “Tan, Om itu kembar ya?”
“Nggak, kenapa?”
“Tadi sebelum kita mau keluar, dia sempet di depan pintu masuk. Nggak lama kemudian dia hilang dan tiba-tiba ada di lantai 3.“
Dia bilang, “Oh kamu digangguin ya?”
“Hah? Maksudnya?”
“Iya di apartment ini memang angker, apalagi yang lantai 9. Temen tante di situ setiap malem diganggu, entah kursi digoyang-goyang atau ada suara orang lagi masak. Di sini lantai paling serem itu lantai 9, 12, sama yg paling atas. Gedung sebelah juga lebih angker daripada yang ini, lift di lantai tertentu suka kebuka sendiri. Waktu itu papa kamu juga sering diikutin, tiba-tiba pas masuk kamar dia jadi bau melati, nyengat banget. Dia nggak nyium, cuma tante yang nyium aromanya.”
Seketika itu bulu kudukku langsung merinding. Aku nggak akan mau lagi naik turun lift sendirian. Karena memang pernah, saat aku lagi naik sendirian, lift itu terbuka di lantai 4 dan suasananya kosong nggak ada orang sama sekali. Bener2 serem, aku nulis ini aja sampe merinding. Kolam renang sama tempat fitnessnya juga serem, kayak nggak keurus gitu, apalagi kamar mandi di tempat kolam renangnya, lebih baik balik ke kamar daripada di situ, penerangannya bener-bener terbatas.
0 comments:
Post a Comment