Cerita Mistis Pengakuan Pengalaman Nyata Tinggal Di Rumah Angker Peninggalan Jepang
Cerita mistis nyata rumah angker.Karena tuntutan seni,maka
suamiku,Mas Suharyadi Harsono membeli rumah bangunan abad 18 di
Rangkasbitung,Lebak,Banten.Sebuah bangunan yang sangat tua yang sudah keropos
disana sini.Kediaman itu direnovasi lalu dijadikan sanggar patung.Suamiku
seorang pematung ulung yang membangun patung-patung sejarah di seluruh
Indonesia.
Kami menjual rumah di Legian, Denpasar, Bali dan bermukim di
Banten. Anak-anak semua diboyong ke Rangkasbitung dan menetap di kabupaten
Lebak. Suamiku mengendalikan usaha seni dan kontraktor patung di daerah ini.
Namun, rumah rancangan tahun 1890 ini membawa malapetaka.
Bekas tempat tinggal direktur perkebunan Belanda, Menir Ronald Kooman
berhantu.Tiap malam hantu mengganggu dengan menggerakkan patung-patung karya
suamiku. Patung berbentuk kepala manusia, tiba-tiba berjalan, bergerak ke dapur
dari ruang sanggar sebelah, mengganggu kami. Patung harimau, tiba-tiba tengah
malam menjadi harimau betulan, mengaum dan berjalan keluar galeri.
Karena tidak tahan menghadapi keseraman dan keangkeran
rumah, maka aku dan anak-anak memutuskan pindah ke Jakarta. Kami kembali ke
kota besar yang ramai penduduknya, tidak sepi di tengah hutan belantara di
pinggiran Köta Rangkasbitung yang menakutkan.
Mas Suharyadi Harsono tidak mau pindah. Dia tidak takut dan
betah tinggal di rumah tua itu. Namun, setiap hari Sabtu setiap minggunya,
suamiku datang dengan mobil ke Jakarta Selatan, menjenguk kami. Pulang ke rumah
kami di Jalan Sekolah Duta, Pondok lndah, Jakarta Selatan. Hari senin pagi, Mas
Suharyadi kembali lagi ke Rangkasbitung.
Untuk mengisi kesibukan, aku membuka toko busana di Jalan
Melawai, kebayoran Baru. Pada sebuah pusat perbelanjaan yang tidak begitu ramai,
tetapi penjualan busana muslimah yang saya jual lumayan laku. Cukup untuk
membayar sewa bulanan toko itu dan membantu uang belanja di rumah tangga. Tidak
banyk hasil materi, namun kehidupan bisnis kecil kecilanku itu lumayan lancar.
Setelah empat tahun aku buka toko busana dan suamiku
beraktifitas mematung dan melukis di Rangkasbitung, pada saat krisis ekonomi
tahun 1998, usahaku bangkrut. Toko busana terkena imbas buruk krismon dan
gulung tikar. Sementara order usaha seni suamiku juga sama, menurun drastis dan
hancur berantakan. Rumah, kendaraan, tanah yang kami miliki pun, semua terjual
untuk bayar hutang bank. Juga hutang-hutang ke relasi usaha suami yang
berjumlah milyaran rupiah.
Setelah semua terjual, tinggal satu rumah kami di
Rangkasbitung. Rumah tua yang berhantu dan penuh misteri. Karena tidak punya
rumah lagi selain rumah angker ini, maka aku dan anak-anakku yang beranjak remaja,
pindah kembali ke rumah ini.
Usaha kesenian terjun bebas dan kami jadi kesulitan hidup.
Bahkan belakangan untuk makan saja jadi sulit. Tiap hari ada saja barang
kesayangan yang dijual.Mulai dari piano, keyboard, gitar listrik dan drum untuk
latihan nge-band anakku, terpaksa kami jual untuk makan. Juga untuk iuran
sekolah tiga anakku di Rangkasbitung dan Serang. Sementara mobil tinggal satu,
Toyota kijang komando untuk bepergian ke mana-mana. Sementara Rita Sumami,
anakku yang kuliah di Serang, terpaksa naik bis dalam jarang cukup jauh untuk
pergi-pulang kuliah.
Walau aku sangat penakut kepada hantu-hantu di rumah tua kami,
namun aku terpaksa melawan rasa takut itu demi kehidupan berlanjut. Aku dan
anak-anak menutup kuping dan memejamkan mata saja, meminum pil tidur biar
pulas, agar tidak mendengar dan melihat hantu-hantu seram yang kelayapan setiap
malam di rumah kami.
Alhamdulillah, lama kelamaan, kami semua jadi berani
menghadapi hantu-hantu. Baik berbentuk patung manusia yang bergerak, harimau
dan kuda yang berjalan, namun kami acuh tak acuh saja. Bahkan, hantu-hantu itu lama
kelamaan menjadi sahabat. Jadi sesuatu yang lucu dan teman kami
bercanda.Anak-anak semua berani menghadapi mereka, karena kami sadar, bahwa
hantu hantu itu tidak akan membunuh, tidak akan melukai dan menyakiti fisik
kami.
Hantu-hantu dalam patung itu hanya malam hari menggeliat.
Sementara siang hari, mereka tidak mampu menggerakkan patung itu. Hantu
tersebut hanya bisa muncul saat matahari terbenam dan malam menjadi gelap. Dia
muIai menggerakkan patung itu sejak adzan lsya’ hingga adzan subuh. Bila sinar fajar
sudah menguning di ufuk timur, hantu-hantu itu diam dalam patung dan tidak bisa
bergerak sama sekali.
Setelah sekian tahun kami beranikan diri di rumah ini, Malam
Jumat Kliwon, tanggal 7 Mei 2010, aku mengajak hantu patung Musikus Bethoven
bicara. Aku terus berbicara kepadanya, agar dia dapat menunjukkan simpanan emas
batangan yang ada di sekitar rumah kami. Sebab seorang paranormal ulung, Ustad
Mursalim, mendeteksi ada emas batangan 24 karat peninggalan jenderal Yamasita
di situ. Memang, Jepang pernah kuasai rumah Belanda ini pada tahun 40-an dan
meninggalkan emas hasil penggalian di daerah Bayah, Banten Selatan.
Pada saat Jepang menyerah akibat bom Hiroshima-Nagasaki,
maka emas itu ditinggalkan dan para pemilik emas itu melakukan harakiri. Kata
Ustad Mursalim, emas itu ada di bawati tanah rumah kami, kedalaman 10 meter namun
dijaga oleh gaib. Ada jin bernama Hangkuang Merah yang menguasai emas itu.
Untuk mendapatkan emas itu, paling tidak sebagian kecil, harus menggunakan jasa
hantu di rumah kami. Hantu-hantu itu sebenarnya adalah jin kafir, jin yang
belum menjadi muslim dan Ustad Mursalim akan mengislamkan jin itu dengan
mengucapkan dua kalimah syahadat.
Cerita mistis misteri kisah nyata rumah angker peninggalan jepang memiliki emas harta karun
Namun, sebelum Ustad Mursalim datang untuk mengislamkan jin-jin
berjumlah ratusan di rumah kami, aku beraksi duluan. Yaitu dengan mengajak jin
atau hantu dalam patung Musikus Bethoven untuk bicara dan mengambil emas
batangan gaib di sekitar rumah kami itu.
Arkian, maka berbaik hatilah jin Musikus Bethoven untuk
mengambilkan emas itu, walau dicicil. Malam itu, malam jumat kliwon yang
keramat, patung Musikus Bethoven raib entah ke mana, lalu muncul lagi di dalam
sanggar dan membawa dua batang emas murni 24 karat untukku.
Tapi jin dalam karya seni itu meminta agar aku tidak
menceritakan kepada siapapun. Dia minta aku merahasiakan secara ketat, baik
kepada suami maupun kepada anak-anakku. Aku berjanji untuk menjaga rahasia itu
dan takkan menceritakan atau membongkar rahasia itu kepada siapapun.
Batangan emas itu memang tidak besar. Batangan kecil ukuran
dua senti dan tebal satu senti. Namun, alhamdulillah, emas itu bisa diuangkan
dan bisa menopang hidup kami yang belakangan kesulitan berat dalam hal
keuangan.
“Tiap tiga bulan aku akan memberikan emas itu kepadamu, tapi
kau siapkan makananku,” pinta Sang Jin di dalam patung Bethoven tersebut, yang
aku beri nama Jin Bethoven.
Makanan yang diminta ternyata tidak terlalu berat. Jin
bethoven hanya butuh parfum Vonny Basalwah, kembang tujuh rupa, jajanan pasar
dan air telaga kahuripan dari Kediri, Jawa Timur. Air itu sudah kuambil dalam
jumlah banyak dari Kediri dan kembangtujuh rupa pun, sudah berlangganan dengan
tukang kembang Pasar Ranca Engklek, Rangkasbitung dan siap diantar saat
dibutuhkan. Sementana parfum original vonny Basalwah, aku beli dalam jumlah
banyak di Tanah Abang, Jakarta Pusat
ads
Belakangan semua biaya sekolah dan biaya rumah tangga aku
cukupi dari hasil emas pemberian Jin Bethoven. Suamiku bertanya, anakku
bertanya, dari mana aku dapatkan uang, aku katakan bahwa aku punya tabungan. Tabungan
warisan almarhum ayahku yang ada di sebuah bank dan bank itu tidak boleh
diketahui. Beberapa kali suamiku menyelidik, namun, dia tidak menemukan bank
mana dan uang dari mana aku dapatkan.
Pada tanggal 28 Desember 2010 hari Selasa Kliwon, suamiku
meninggal dunia. Kami semua terpukul dan menangis ditinggal pergi Mas Suharyadi
untuk selama-lamanya. Suamiku meninggal mendadak yang diduga terkena serangan
jantung. Selama ini memang Mas Suharyadi tidak pernah mau ke rumah sakit atau
ke dokter untuk mendeteksi penyakitnya. Dia paling anti general check up dan
anti ke rumah sakit. Namun, Tuhan berkehendak lain, suamiku yang ogah ke
dokter, diambil langsung tanpa terlebih dahulu memeriksakan kesehatannya.
Rumah tinggal kami ternyata rumah sengketa. Karena kalah di
pengadilan, rumah itu disita dan kami harus keluar dari rumah itu dan
mengontrak rumah kecil di Grand Sutera di Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang
Selatan.
Sementara itu rumah sengketa harus dibersihkan dari semua
patung, maka patung-patung karya suamiku, termasuk patung Musikus Bethoven, aku
pindahkan ke rumah kontrakan kami di Grand Sutera.
Namun, patung Musikus Bethoven ini sudah tidak bisa bergerak
lagi. Sudah tidak bisa diajak bicara lagi. Belakangan barulah aku tahu, bahwa
jin Bethoven dalam patung itu tidak ikut ke Grand Sutera, Bumi Serpong Damai,
Kota Tangerang Selatan.Jin Bethoven tetap di rumah tua di Rangkasbitung, Lebak,
Banten, sementara patung yang aku bawa ke rumah baruku, hanyalah patung dan
tulang baja dan semen batubara.
Tahun tahun berlalu, anakku yang sulung sudah menikah dan
datanglah tahun 2016. Aku hidup dari anakku yang bekerja di perusahan asing,
juga mantuku yang lumayan sukses sebagai pengusaha Tambak Udang di Mauk,
Kabupaten Serang. Dua anakku yang lain, karena kecerdasan. mereka, mendapat bea
siswa, semua biaya ditanggung negara. bahkan Si Bungsu disekolahkan di Rusia
karena menguasai bahasa Rusia dan nyambi bekerja di kedutaan besar Indoensia di
Moscow, Eropa Timur.
Semua patung yang aku simpan di rumah kontrakan, tidak
berisi jin sama sekali. Tidak ada satupun patung, baik patung binatang maupun
patung manusia, tidak bisa bergerak lagi. Bahkan, patung itu aku tawarkan untuk
dijual.
Salah satu patung, patung harimau, dibeli oleh seorang
perwira tinggi dari Pangdam Ill Siliwangi, Brien R, karena patung harimau itu
merupakan lambang Prabu Siliwangi dan dibutuhkannya sebagai kenangannya selama
di Pangdam Ill Siliwangi dari peiwira muda hingga periwira tinggi. Harga patung
itu cukup mahal sebagai warisan suami, Patung ukuran panjang dua meter dan
tinggi 49 sentimeter itu dibeli Rp 120 juta. Cukup untuk kubelikan mobil Toyota
Avanza dan buat kami jalan-jalan ke manapun.
Karena penasaran soal emas batangan 24 karat peninggalan
Jenderal Yamashita yang dikuasai gaib di rumah tua yang dulu milik kami di
Rangkasbitung, maka dengan Toyota avanza ku, aku mendatangi kembali rumah itu.
Aku datang siang hari dan menyelidik siapa penghuni baru rumah dan bagaimana
caranya aku bisa bicara dengan jin dan meminta kembali emas batangan yang ada
di sana.
Syahdan, ternyata rumah itu dihuni oleh orang asing. Dia
adalah orang lnggris yang bernama Richard Anderson, 45 tahun, pekerja asing
yang menjadi konsultan di sebuah pabrik besar di Banten. Tuan Richard Anderson
bersama istrinya Helena Marry dan dua anaknya di situ. Untuk masuk ke rumah
itu, atau berdialog dengan makhluk gaib yang ada, aku kesulitan. Sebab orang
asing tidak mudah percaya dan sangat ketat menerima tamu bangsa pribumi.Jangankan
aku orang jauh, kepada tetangga pun, mereka tidak terbuka. Mereka tidak bergaul
bahkan nampak sangat tertutup.
Mitos Mistis Misteri Menarik Harta Gaib Emas
Malam Jumat Kliwon, tanggal 5 Februari 2016, aku datang
sendiri malam hari dengan Toyota avanza ku ke rumah bangunan Belanda di
Rangkasbitung itu. Dengan mantra-mantra sakti mandraguna pemanggil jin, aku
duduk di kebon sebelah rumah kediaman Mr. Richard Anderson dan membakar
kemenyan Arab, madat Turki, parfum Vonny Basalwah dan kembang tujuh taman serta
air telaga kahuripan, ritual memanggil jin agar mengambil emas untukku.
Alhamdulilah malam itu sangat sepi dari manusia. Maka itu,
aku bebas masuk dan ,menggelar tikar ritual di kebon sebelah rumah bekas kami
itu. Jam 24.00 tepat tengah malam, jin datang ke depan saya. Bahkan yang
membuat saya gembira, ternyata jin yang datang adalah jin yang selama ini membantu
saya. Yaitu jin Bethoven.Jin yang selama ini berada di dalam Patung Bethoven
yang ada di rumah kontrakanku di Bumi Serpong Damai.
Sejak patung Musikus Bethoven aku keluarkan dari rumah tua
Rangkasbitung itu, jin penghuni patung itu pindah ke genteng. Dia bemukim di
genteng rumah dan kehilangan rumah tinggal. Dia menangis karena aku tinggalkan
dan tidak memberinya makan lagi. Bahkan, dia pernah diusir oleh Richard Anderson,
dipindahkan ke Bayah, Banten Selatan, di tepi Samudera Hindia.
Seorang ahli pengusir hantu dari lnggris, Ghost Buster, didatangkan
dari Derby County, inggeris Utara untuk mengusir semua jin yang ada di rumah
tua itu. Ratusan jin dienyahkan di Samudera Hindia. Dan hanya Jin Bethoven yang
bisa kembali dengan caranya. Bahkan, dia akan selamat di rumah itu jika dia
tidak menampakkan diri lagi. Artinya, tidak boleh bolah hingga membuat penghuni
rumah melihat dirinya.
“Aku akan tetap di sini dan bila engkau mau emas itu lagi,
kembalikan patung Bethoven itu ke rumah ini,” pintanya. Ini permintaan yang
sangat berat. Bagaimana aku membawa patung sebesar itu ke rumah Sir Richard
Anderson. Jangankan masuk ke rumahnya, ke sebelah rumahnya pun, akan
menimbulkan masalah.Tapi,jin pria di Patung Bethoven itu tidak mau beranjak
dari rumah itu. Dia tetap di genteng dan tidak ke tempat lain. Kecuali patung
Bethoven dibawa kembali ke sana. Dia akan masuk ke patung dan akan menolongku
mengambilkan sebagian emas yang tersisa.
Dengan usaha dan upaya keras, aku mendekati Sir Richard
Anderson. Aku menawarkan patung via gambar seakan-akan aku mau jual pada dirinya.
Namun Sir Richard Anderson menolakku. Jangankan membeli patung Bethoven ku,
menerima aku ke dalam rumahnya pun, tidak dilakukannya. Aku diminta pergi dan
akupun keluar dari halaman rumahnya. Pulang kembali ke Bumi Serpong Damai, Kota
Tangerang Selatan.
Pada Malam Jumat Kliwon, 16 Desember 2016, aku membawa
patung Bethoven ke rumah tua Richard Anderson. Aku mendapatkan laporan intelejen
dari warga setempat bahwa keluarga Sir Richard Anderson sedang pulang ke
lnggris. Dia ambil cuti natal dan tahun baru selama sebulan di Derby Country,
inggris Utara.
Dengan sangat rahasia dan hati-hati, aku bersama Ujang
Abdurrrohman, tukang bangunan dekat rumah untuk mengangkat patung Bethoven itu
ke kebun sebelah rumah Sir Richard Anderson. Seharusnya hal ini sangat rahasia,
namun karena aku takkan kuat angkat patung, masuk dan keluar dari mobil, maka
aku mengajak Ujang Abdurrohman dan aku ceritakan tujuanku membawa patung ke
kebon sebelah rumah bule itu. Ujang memahami dan dia membantu aku.
Tengah malam, jam 23.45 WIB, hujan deras turun di bumi
Lebak. Rangkasbitung juga diguyur hujan lebat. Di tengah hujan lebat kami
memasang patung Bethoven dan membuat tenda menahan air untuk membakar kemenyan
dan madatTurki. Pukul 24.00, jin Bethoven masuk ke patung dan dia bergerilya mengambil
emas. Malam itu, dua keping emas didapat dan diberikannya kepadaku. Lalu, aku
membenahi patung bersama Ujang dan memasukkan ke mobil Toyota avanza ku. Aku
segera pamit kepada jin Bethoven dan kembali ke rumah. Via tol Serang-Jakarta
menuju BSD.
0 comments:
Post a Comment