Cerpen Horor Penampakan Dan Suara Di Kampung Kuntilanak
Cerita misteri seram mistis penampakan hantu tinggal di kampung kuntilanak
Cerpen update kali ini akan berbagi cerpen horor atau cerita
nyata horor yang akan menambah koleksi kumpulan cerita misteri.Cerpen singkat
ini bercerita tentang kehidupan di kampung kuntilanak
,bagaimana kisah cerita seram horor mistis misterinya?langsung saja kita simak.
Cerita Nyata Horor Penampakan Hantu Kuntilanak
Daun-daun beterbangan. Melayang ke selatan jatuh di atap
sirap rumah kami. Bunga kenanga berguguran, menguning, kering dan menebarkan
aroma wangi yang menyengat. Saat itulah Ratu Kuntilanak, Ratu Obbo dan sembilan
pengikutnya, hinggap. Dia terbang dan utara dan singgah di pohon kenanga yang
ditanam nenekku 49 tahun yang lalu. Duh Gusti, aku sangat takut. Tapi tidak
boleh rasa itu diteruskan untuk takut selamanya. Aku harus berani menghadapi
kenyatan ini, walau, sangat berat. Sebab kami di sini bukan untuk seminggu atau
sebulan, tapi akan menetap bertahun-tuhan. Atau mungkin, selamanya....
“Mari kita masuk gubuk kita Kang, aku tak mau melihat
Ratu Kunti itu, matanya tajam dan membuat mataku menjadi pedih,” bisik istriku,
mengajak aku masuk gubuk kami yang sederhana.
Kebetulan suara adzan dari surau lima kilometer dari
rumah kami, sayup-sayup terdengar. Hari sudah masuk pada jam-jam sembahyang
magrib. Dan kami harus wudhu untuk sholat magrib berjemaah di alas tikar daun ripah
milik kami.
Kuntilanak itu gaib. Biasanya tak menampakkan diri dan
tidak terlihat oleh mata manusia. Namun di Desa Karyangan, Tobo Apung, Paser
Utara, Kalimantan Timur, kuntilanak seperti manusia dan burung.
Dia bisa terlihat dan menampakkan diri. Tapi hanya kami
yang dapat melihatnya. Orang lain tak bisa, karena tidak punya darah dari
Kiagung Marangek, kakek moyang kami yang melakukan perjanjian gaib dengan
Bangsa Kuntilanak tahun 1896 yang lalu.
Kami pindah ke Paser Utara dari Jakarta pada tahun 1998
bulai Mei. Kami merupakan korban kerusuhan Jakarta dan toko milik kami di
Mangga Besar terbakar habis. Karena kehilangan segalanya, kami kembali ke
kampung halaman.
Kami pulang ke Paser Utara, Kalimantan Timur dan bertani
kelapa sawit di Tobo Apung. Perubahan ini tentu bagaikan reformasi yang
bergulir. Dan era kepemimpinan Orde Baru kepada Orde Reformasi. Dari kekuasaan
dan kekuatan Soeharto yang diktator berpindah kepada pemerintahan yang
demokratis dan baru era Habibie.
Suara Ratu Kuntilanak itu mirip suara wanita penyanyi
seriosa. Mereka beramai menyanyi seriosa dengan kata-kata yang tidak bisa kami
mengerti. Suara itu sangat mirip dengan suara penyanyi Yulia London, penyanyi
lnggris sebelum Perang Dunia Ke Dua. Every time you go away, seperti itulah
kata-kata yang aku dengar walau tak persis benar seperti itu.
Namun kami masuk gubuk dan menghalang pintu dengan kayu
balok dan ulin. Kami tutup dan lampu pelita minyak jarak tiga kami nyalakan.
Aku tidak bisa tidur dalam keadaan gelap.Tidak bisa pula duduk dan diam dalam
keadaan pekat. Apalagi istri, Ainun Safitri, 42, yang sangat takut bila gelap
gulita.
Maka itu, setiap malam, di sebelah gubuk kami, kami
pasang tiga obor minyak. Bahkan ada obor besar dan gas alam yang dibuat oleh
kepala desa di timur rumah kami. Maka itu, setiap malam, walau tanpa listnik
PLN, daerah kami cukup terang karena adanya gas alam yang liar yang diberi api.
Setiap malam rombongan Kuntilanak pimpinan Ratu Kunti
Obbo, berada di atas pohon kenangan tua warisan nenekku. Jumlahnya tidak pernah
kurang dan tidak pernah bertambah. Semuanya sembilan Kuntilanak. Pimpinannya
dinamakan oleh istriku Ratu Kunti Obbo. Obbo itu nama gaib yang didapat istriku
ketika dia bermimpi di malam jumat kliwon, saat Ratu Kunti Obbo itu
mendatanginya.
Ratu Kunti berbisik kepada istriku yang terlelap, Namaku Ratu
Kunti Obbo, sebutlah nama ini bila engkau mau menjadi sahabatku. Katanya Obbo kepada
istriku. Maka itu, kami memanggilan Ratu Kunti itu sebagai Ratu Obbo.
Dahulu Sejak tanggal 13 januari tahun 1990, kami membuka usaha
di Jakarta. Kami membeli rumah di Jalan Letjen Soeprapto dan dibuat toko obat.
Toko itu maju pesat hingga menjadi besar pada tahun 1998. Namun sepanjang pernikahan
kami, kami tidak punya anak. Maka itu usaha kami tidak pernah terganggu oleh
banyak persoaIan pendidikan anak. Sehingga konsentrasi penuh berusaha toko obat
dan maju.
Kami tak dapat anak karena istriku pernah menderita
kanker rahim dan peranakannya terganggu. Dokter menyatakan bahwa istriku mandul.
Namun aku menerima kenyataan ini dan kami berencana mengangkat anak. Baik dari lingkungan
familikuku maupun dari keluarga istriku.Tapi setelah delapan tahun di Jakarta,
tak ada seorang pun Saudaraku yang mau memberikan anak mereka kepada kami.
Begitu juga dengan famili dari saudara istriku. Tak ada yang mau menyerahkan anak
mereka kepada Ainun Safitri walau kami sudah meminta bolak balik. Akhirnya kami
ikhlas hidup berdua dengan seorang pembantu di Jakarta.
Kerusuhan itu bermula dari krisis Ekonomi Asia Pasific.
Lalu dipicu pula oleh penembakan empat mahasiswa Trisakti yang ke empatnya
meninggal dunia. ltu terjadi pada tanggal 12 Mel 1998. Pada tanggal 13 Mel
hingga 15 Mei demo besar mahasiswa dan rakyat di beberapa tempat di Jakarta,
hingga tenjadi pembakaran toko-toko milik WNI keturunan Tionghoa menyeluruh.
Juga mal dan super market diberangus dan dijarah. Toko
kami, toko Obat Peng Chun,juga dijarah dan rumah kami hangus terbakar habis.
Semua barang milik kami dijarah setelah itu dibakar. Hanya tersisa arang dan
abu, yang membuat kami berdua menangis.
Massa yang menjarah mengetahui kami seorang ketununan
China. Padahal kami mualaf, kami berdua sudah lama masuk Islam. Berpindah dari
agama Konghuchu menjadi muslim. Kami sembahyang lima waktu, puasa dan sudah dua
kali umroh. Bahkan dari hasil keuntungan toko Obat Peg Chun, kami rutin
menyumbang anak yatim dan panti asuhan di Cempaka Baru, Jakarta Timur.
Karena harta semua habis, maka tanah yang terbakar kami
jual dan kami berdua sepakat kembali ke kampung kami di Paser Utara, Kalimantan
Timur. Tanah kami dua hektar yang telah berisi kelapa sawit, kami yang urus
langsung. Tidak lagi kami serahkan kepada perusahaan besar PT. Adipratama Jaya
Abadi, yang selama ini mengelola lahan kami 20.000 meter dengan tanaman kelapa
sawit sebanyak delapan ratusan pohon itu.
Kalau selama ini bagi hasil, kini hasil kami nikmati
sendiri.Tapi kami harus menenima resiko menggarap secara teliti, seksama dan
penuh perhatian. Jika tidak, hasil buah sawit tidak memenuhi standar hasil dan banyak
pula yang mati karena kurang perawatan.
Aku dan istriku yang selama ini telapak tangan selalu
bersih, kini menjadi hitam dan kapalan karena memegang parang dan kayu kayu
belukar. Juga kami sering berhadapan dengan babi hutan dan ular sanca yang
besar. Juga ular kobra yang berbisa yang mencari makanan di lahan kelapa sawit
kami.
Perusahaan dari membuka usaha tako besar ke pertanian
perkebunan, cukup sulit kami lakukan. Lama sekali kami menyesuaikan diri sejak
bulan Agustus 1998 hingga tahun 1999. Namun setelah itu kami menjadi terbiasa
dan biasa mengelola kebun, hingga bertani dan berkebun sudah menjadi satu darah
dengan kami.
Bahkan aku melihat sosok istriku, Ainun Safitri sudah mirip
petani. Kulitnya yang kuning sebagai keturunan Tionghoa yang kuning, sudah
menjadi hitam Iegam.Aku juga begitu, hitam legam karena terbakar matahari.
Tetangga kami di Jakarta, kaget melihat kami ketika kami berkunjung.
Mereka bahkan tidak mengenali istriku yang hitam dan
gosong. Tapi begitulah kehidupan. Suasana politik terjadi reformasi, kami pun
mengalami reformasi. Perubahan dan berusaha di tempat teduh berpendingin AC
beralih ke lapangan perkebunan yang panas dan dibakar terik matahari. Namun
sebagai muslim, kami ikhlas menghadapi kenyataan ini dan kami berdua legowo.
Sejak bertetangga dengan rombongan kuntilanak di pohon
kenanga Tobo Apung, kami berdua sepakat untuk mengikuti permintaan Ratu Kunti
Obbo. Sebab Ratu Kunti Obbo meminta agar kami tidak merubah gubuk kami menjadi
beton. Rumah kami harus tetap dari bahan kayu dan atap sirap. Atau dari
dedaunan dan tidak boleh menjadi genteng. Kami setuju dan sepakat untuk
membiarkan rumah kami tetap gubuk dan kumuh. Ternyata Ratu Kunti dan anak
buahnya, tidak mau ada rumah mewah, dari beton dan besar.
Jika itu dibuat, dia akan marah karena itu wilayahnya, rumah
mereka tinggal dan pemukiman khusus. Kunti tidak mau ada beton dan cat rumah yang
cerah. Dia mau daerah tetap kumuh, kusam dan nampak asri. Dia meminta, bila
kami mau membangun rumah beton yang permanen, harus di tempat yang jauh dari
situ. Maka itu, aku dan Ainun sepakat untuk membangun rumah baru yang permanen
di Tungku Ayun, sekitar 800 meter dari pohon kenanga tua sebagai rumah Ratu
Kunti Obbo dan sembilan anak buahnya.
Kepada istriku, Ratu Kunti Obbo meminta agar jangan
pindah ke rumah baru. Dia senang bertetangga dan berteman dengan istriku dan
dia merasa seperti bersaudara dengan kami. Kehidupan dunia Kuntilanak ternyata
sama dengan manusia. Mereka bisa marah, bisa ceria dan bisa suka dengan manusia
dan sesama mereka.
Cerita kisah misteri tinggal di kampung kuntilanak
Bahkan kepada Ainun Safitri, Ratu Obbo menyebut bahwa mereka
adalah bangsa jin juga. jin yang ditakdirkan menjadi Kuntilanak, jin perempuan
yang hidup dari pohon ke pohon. Terbang dari satu pohon ke pohon lain seperti
burung. Namun begitu, kata Ratu Obbo, kuntilanak anak juga yang muslimah. Masuk
Islam dan mengucapkan dua kalimah syahadat.
Kenapa
bangsa Kuntilanak semua perempuan tidak ada Kuntilanak lelaki.
Disebutnya, kuntilanak itu ditakdirkan menjadi perempuan semua. Dan semuanya
bisa sangat cantik seperti manusia tercantik di dunia. Yang lelaki dan sering nikah
dengan kuntilanak adalah Wewe Gombel dan hantu haru-haru. Mereka mendapatkan
keturunan dari Wewe Gombel dan hantu haru-haru. Hantu penculik anak-anak dan
nakal.
Hantu haru-haru dan wewe gombel Iah suka menculik
anak-anak, lalu dibawa ke atas ketinggian pohon atau disembunyikan di dalam
goa. Yang jadi sasaran kemarahan manusia selalu kuntilanak. Padahal kuntilanak
itu tidak pernah menculik manusia. Kecuali manusia yang sudah menjelma setengah
jin. Maksud menjelma setengah jin itu biasanya pertapa, mereka yang dapat masuk
ke alam jin dan masuk ke alam manusia secara bergantian.
Para dukun, cenayang dan paranormal, biasanya sudah
menjadi setengah jin dan mereka bisa menikah dengan bangsa kuntilanak dan bisa
diculik oleh para kuntilanak. Sedangkan tuduhan selama ini mengarah ke para
kuntilanak yang menculik anak-anak, itu tidak benar.
Yang menculik anak-anak itu adalah Wewe Gombel, jin nakal
dan Hantu Haru Haru, jin lelaki yang memang menyukai anak-anak yang menangis
menjelang malam. Maka itu, hati-hati jika ada anak bersedih dan menangis di
luar rumah, di halaman, mereka akan sangat disukai oleh Hantu Haru-haru dan
Wewe Gombel. Mereka akan diculik, dibawa kabur ke atas pohon tinggi atau
dibenamkan di permukaan sungai.
Hingga awal tahun 2017 ini, kami makin akrab dengan Ratu
Obbo dengan anak buahnya.lstriku Ainun Safitri. Bahkan istriku diajarinya
terbang seperti burung. Dan saat ini istriku sudah bisa terbang di malam hari.
Saat gelap gulita, dia terbang ke mana mana. Bahkan bisa pergi jauh hingga ke
Balikpapan. Karena aku lelaki, maka Ratu Obbo menolak untuk mengajari aku. Maka
itu, aku diperkenalkan dengan Kuntilanak Lelaki, yaitu Wewe Gombel, yang
bernama Abi Garingga. Abu Garingga benjanji akan mengajari aku terbang
sebagaimana istriku, yang mahir terbang malam dengan penjalanan yang jauh
seperti burung hantu.
Walau rumah kami bagus, mewah dan permanen, namun kami
tetap di gubuk. Rumah itu kami hias dan kami rawat baik, untuk sekali seminggu
nginap di situ. Namun hari-hari biasa, kami tetap di rumah gubuk bertetangga
dengan ratu Obbo di Tobo Apung.
“Biarlah kita hidup di rumah gubuk reot ini dan hal itu
takkan menjatuhkan harga diri dan gengsi kita Koh. Yang penting kita masih
bertetangga dengan ratu Obbo yang baik hati dan sembilan anak buahnya yang
sangat baik kepada kita,” kata istriku, Ainun Safitri.
Rumah baru kami tata, diisi sofa yang baik, lemari, meja
dan televisi yang bagus. Namun, kami tetap tinggal di rumah tanpa listrik, dan
kayu tua yang kumuh. Namun karena bertetangga dengan kuntilanak yang baik, kami
nyaman saja di situ dan tidur nyenyak dan makan enak.
Alhamdulillahirnobbilaalaamiin.
“Nampaknya aku mau mati disini, dekat dengan Ratu Obbo
dan Ratu Obbo akan merawatku jika aku sakit,” kata istriku, serius dan yakin.
0 comments:
Post a Comment