afbcash Casino Online
Poker Online Jarawa Domino

June 15, 2019

Tiga Tahun Setelah Tragedi Bintaro

Sudah 20 tahun sukri mengadu nasib di jakarta, ia masih ingat pertama kali kedatangannya ke jakarta ketika ia berumur 10 tahun. Sayang, karena pendidikan yang tidak memadai, ia harus luntang-lantung hingga akhirnya menjadi pemulung. Ia juga masih ingat tragedi bintaro yang menelan banyak korban.
Saat itu umurnya masih muda. Tapi ia juga tidak pernah menyangka bahwa ia akan mengalami pengalaman #horror yang berkaitan dengan tragedi Bintaro. Saat itu tepat 3 tahun setelah peristiwa bintaro, seperti biasa sukri sedang berjalan pulang selepas memulung. Sukri hanya tidur di sebuah gubuk kardus di sekitaran feron stasiun. Ketika ia sedang berberes, dari kejauhan ia melihat ada seseorang berjalan ke arahnya. Orang terlihat berjalan tertatih-tatih. Ternyata itu seorang pria sekitar umur 23 tahun, orang itu mendekati sukri. Melihat hal itu sukri kaget.


Maaf, adik siapa ya, darimana. Kok tiba-tiba datang ke sini,” tanya sukri.
“Saya mau pulang pak” jawab orang itu.
Sukri memperhatikan wajah orang itu. Wajahnya sangat pucat, bibirnya kering. Sepertinya ia sudah jauh sekali berjalan.
“Rumah adik di mana?” tanya sukri.
“Saya mau pulang pak,” jawab orang itu.
“Ya sudah, adik tidur saja dulu di sini. Besok pagi baru pulang, sudah malam. Nama adik siapa?” tanya sukri.
“Dedi pak” jawab orang itu dengan nada bergetar.
Sukri pun menyiapkan alas untuk tidur dedi. Dedi pun masuk ke dalam gubuk, dan langsung berbaring. Melihat hal itu sukri hanya diam saja. Tetapi sukri melihat ada sebuah garis aneh di leher dedi, seperti sebuah luka sayat. Tapi sukri tak ambil pusing, Sukri pun berbaring di sebelah dedi. Entah baru beberapa jam sukri tertidur, tiba-tiba ia terbangun dengan suara isak tangis.
Sukri mencari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari dedi yang sedang tertidur membelakangi sukri. Suara tangis itu begitu pilu, dan juga menyeramkan. Sukri hanya terdiam. Ketika ingin melanjutkan tidurnya, tiba-tiba saja tubuh dedi kejang-kejang hebat. Melihat hal itu sukri panik, ia takut sesuatu terjadi pada dedi.

Sukri pun memutuskan untuk membangunkan dedi, akhirnya sukri mencoba mengguncang-guncang tubuh dedi agar dedi terbangun. Ketika sukri mengguncang tubuh dedi dengan kuat, tiba-tiba saja kepala dedi copot dan menggelinding ke pojok gubuk sukri! Kepala dedi terhenti dengan posisi menghadap sukri. Sukri bisa melihat wajah dedi yang sudah berlumuran darah. Di pipi sebelah kanan dedi, ada sebuah plat besi tertancap! Luka yang dibuat plat besi itu menganga di pipi dedi! Dan dengan tiba-tiba mata dari kepala dedi yang terlepas itu terbuka!
Mata itu menatap sukri dengan tajam, tidak lama setelah itu bibir dedi yang membiru itu terbuka seraya berkata “pak, saya mau pulang!”.

Melihat hal itu, jantung sukri seperti terhenti. Matanya pun terbelalak seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Hampir saja sukri pingsan, tetapi dengan tenaga yang tersisa, sukri pun berteriak dan berlari keluar dari gubuknya. Ia benar-benar ketakutan! Sukri berlari masuk ke dalam gubuk rekannya. Ia pun langsung terduduk, dan hanya diam. Teman sukri kebingungan dengan sikap sukri. Setelah beberapa menit, akhirnya sukri menceritakan apa yang ia alami. Teman sukri kaget mendengar cerita sukri, dan mengajak sukri untuk memeriksa gubuk sukri. Tetapi ketika mereka sampai di sana, gubuk sukri dalam keadaan kosong. Tidak ada siapa-siapa. Dedi telah lenyap entah ke mana. Malam itu sukri langsung memindahkan gubuknya dari feron. Keesokan harinya ketika sedang makan siang, tidak sengaja sukri membaca nama-nama korban tragedi bintaro dari koran bekas.
Sukri terpekik ketika membaca satu nama di antara banyak nama. Nama itu adalah “dedi setiadi”.

0 comments:

Post a Comment